Rabu, 09 Oktober 2013

Aku Akan Melihatmu Jatuh Cinta..



Aku akan melihatmu jatuh cinta.
Melihatmu bahagia bersamanya.
Melihatmu membangun hidup dengannya.

Aku akan melihatmu jatuh cinta.
Melihatmu menjadi seorang istri yang baik baginya.
Melihatmu tua bersamanya.

Aku akan melihatmu jatuh cinta.
Ah, aku ingin sekali menjadi dirinya.
Dia, yang seharusnya melihat kita jatuh cinta.

Aku hanya bisa melihatmu jatuh cinta.

*terinspirasi dari iklan philips led

Kamis, 09 Mei 2013

Resensi Buku: Mahabharata

Mahabharata - Nyoman S. Pendit


Judul : Mahabharata
Genre : Budaya
Pengarang : Nyoman S. Pendit
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Juni 2003
Jumlah Halaman : 389 halaman
ISBN : 978-979-22-5340-5
Rating : 4/5

Awalnya saya gak tertarik sama sekali mengenai cerita perwayangan. Ingat kan dulu waktu kita masih kecil, salah satu stasiun televisi di Indonesia sering menyiarkan acara wayang pada pagi hari? Saat acara itu mulai, saya selalu mengganti dengan acara yang lain, karena menurut saya cerita wayang itu sungguh membosankan, apalagi sering dalang menggunakan bahasa jawa halus yang susah saya mengerti (walaupun saya juga orang jawa). Pasti banyak dari kalian juga begitu kan? Hehe.

Saya tertarik membaca buku mahabharata ini karena perna baca cerita Karna -salah satu pemeran antagonis di cerita Mahabharata- di thread suatu forum, banyak dari orang2 di thread tsb yang menyinggung tentang buku Mahabharata karya Nyoman S. Pendit. Mahabharata juga menceritakan tentang perang saudara antara Pandawa dan Kurawa. Jadi, saya simpulkan saya harus mencari buku ini ke toko2 buku.
~

Oke, cukup segitu aja OOTnya, sekarang balik mengenai review buku ini.

Cerita ini berawal dari sesepuh Pandawa dan Kurawa, bagaimana mereka hidup dengan bahagia dan makmur dalam memimpin kerajaan Hastina.

Skip cerita, Wichitrawijaya (kakek Pandawa dan Kurawa) mempunyai 2 anak dari 2 istri, yaitu Dritasastra (Ayah Kurawa) dan Pandu (Ayah Pandawa). Karena anak tertua, Dritasastra buta, maka Pandu-lah yang berhak menjadi Raja. Hal itu membuat Duyodhana (kakak 99 Kurawa) iri dan sangat membenci Pandawa (Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula, Sahadewa).

Duryodhana selalu menghalalkan bebbagai cara untuk menyingkirkan Pandawa, dari membakar tempat penginapan mereka, bermain judi dadu dll. Tapi tetap saja Duryodhana selalu gagal. kebenjian Duryodhana semakin menjadi karena banyak sesepuh yang membela Pandawa. Kebencian para Pandawa kepada Kurawa juga semakin menjadi, karena mereka menganggap Kurawa itu licik dan jahat, serta menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan Pandawa.

Dan meletuslah perang saudara antara Pandawa dan Kurawa (kalau diitung2 dari bukunya, jumlah yang ikut perang itu ratusan-ribu lebih, bahkan bisa menyentuh jutaan orang). Kurawa yang memang diramalkan akan kalah, tetap berusaha untuk menang melawan Pandawa. Sedangkan Pandawa, yang menginkan Kerajaan mereka kembali, juga terus berupaya untuk menang.

Dalam perang ini awalnya selalu berjalan dengan peraturan yang berlaku, seperti perang hari itu akan selesai saat matahari terbenam, tidak boleh menyerang secara keroyokan, tidak boleh menyerang lawan yang belum siap/sudah menyerah. Namun dari hari-kehari, aturan2 tersebut dilanggar oleh mereka, bahkan Pandawa yang terkenal dengan kebajikan2 mereka juga melakukan hal2 curang tersebut.

Akhir dari cerita juga bisa ditebak jika membaca kalimat2 resensi di atas, nanti dikira spoiler juga beritau siapa pemenangnya hehe.
~

Pengarangnya, Nyoman S. Pendit, membagi cerita2 Mahabharata dalam 55 cerita pendek, tapi setiap cerita selalu ada kaitannya dengan cerita2 selanjutnya.

Sebenarnya buku ini gak cuma menceritakan perang besar tersebut. Tapi banyak ilmu dan kata2 mutiara (ceilah) yang dapat kita petik dari buku ini.
Di buku ini juga bercerita tentang asal usul mereka, seperti jika Pandawa itu adalah anak2 Dewa, juga Karna (teman Kurawa) yang sesungguhnya adalah saudara dari Pandawa, juga banyak cerita2 lain.

Gak tega juga sama perang saudara yang terjadi, jahat-baik sama2 aja saling membunuh dan berbuat curang.

Mengenai kondisi bukunya, saya rasa cukup baik. Walaupun gambar2 ilustrasi di dalam buku kebanyakan sering ditampilkan ulang.. padahal isi cerita dengan gambar ilustrasinya berbeda maksud. Bahasa yang digunakan dalam percakapan antar tokoh juga baik, santun dan malah terkesan puitis.

Oke sekian review dari saya, terima kasih.
 

nb: btw kalau beli bukunya, buku Mahabharata ini dijual satu kesatuan sama epos Ramayana.

Senin, 29 Oktober 2012

Sepi Ini Bertemankan Dirimu

Lagi stuck sama tugas Metodologi Penelitian, mari menulis dulu :|

Sepi Ini Bertemankan Dirimu 
 
Akankah sepi ini berujung?
Akan kutunggu dirimu di ufuk timur
Tak perlu kau bawa segudang hati itu
Tak perlu kau buat perasaan ragu itu


Sore ini di ufuk timur, tepat
Kita beranjak dari satu fase ke fase yang lain
Cobalah kita pedulikan ego
Sepi ini, lupakan




Salam, RDM48