Mahabharata - Nyoman S. Pendit
Judul : Mahabharata
Genre : Budaya
Pengarang : Nyoman S. Pendit
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Juni 2003
Jumlah Halaman : 389 halaman
ISBN : 978-979-22-5340-5
Rating : 4/5
Awalnya saya gak tertarik sama sekali mengenai cerita perwayangan. Ingat
kan dulu waktu kita masih kecil, salah satu stasiun televisi di
Indonesia sering menyiarkan acara wayang pada pagi hari? Saat acara itu
mulai, saya selalu mengganti dengan acara yang lain, karena menurut saya
cerita wayang itu sungguh membosankan, apalagi sering dalang
menggunakan bahasa jawa halus yang susah saya mengerti (walaupun saya
juga orang jawa). Pasti banyak dari kalian juga begitu kan? Hehe.
Saya tertarik membaca buku mahabharata ini karena perna baca cerita Karna
-salah satu pemeran antagonis di cerita Mahabharata- di thread suatu
forum, banyak dari orang2 di thread tsb yang menyinggung tentang buku
Mahabharata karya Nyoman S. Pendit. Mahabharata juga menceritakan tentang perang saudara antara Pandawa dan Kurawa. Jadi, saya simpulkan saya harus mencari buku ini ke toko2 buku.
Oke, cukup segitu aja OOTnya, sekarang balik mengenai review buku ini.
Cerita ini berawal dari sesepuh Pandawa dan Kurawa, bagaimana mereka
hidup dengan bahagia dan makmur dalam memimpin kerajaan Hastina.
Skip cerita, Wichitrawijaya (kakek Pandawa dan Kurawa) mempunyai 2 anak dari 2 istri, yaitu Dritasastra (Ayah Kurawa) dan Pandu (Ayah Pandawa). Karena anak tertua, Dritasastra buta, maka Pandu-lah yang berhak menjadi Raja. Hal itu membuat Duyodhana (kakak 99 Kurawa) iri dan sangat membenci Pandawa (Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula, Sahadewa).
Duryodhana selalu menghalalkan bebbagai cara untuk menyingkirkan
Pandawa, dari membakar tempat penginapan mereka, bermain judi dadu dll.
Tapi tetap saja Duryodhana selalu gagal. kebenjian Duryodhana semakin
menjadi karena banyak sesepuh yang membela Pandawa. Kebencian para
Pandawa kepada Kurawa juga semakin menjadi, karena mereka menganggap
Kurawa itu licik dan jahat, serta menghalalkan segala cara untuk
menyingkirkan Pandawa.
Dan meletuslah perang saudara antara Pandawa dan Kurawa (kalau diitung2
dari bukunya, jumlah yang ikut perang itu ratusan-ribu lebih, bahkan
bisa menyentuh jutaan orang). Kurawa yang memang diramalkan akan kalah,
tetap berusaha untuk menang melawan Pandawa. Sedangkan Pandawa, yang
menginkan Kerajaan mereka kembali, juga terus berupaya untuk menang.
Dalam perang ini awalnya selalu berjalan dengan peraturan yang berlaku,
seperti perang hari itu akan selesai saat matahari terbenam, tidak boleh
menyerang secara keroyokan, tidak boleh menyerang lawan yang belum
siap/sudah menyerah. Namun dari hari-kehari, aturan2 tersebut dilanggar
oleh mereka, bahkan Pandawa yang terkenal dengan kebajikan2 mereka juga
melakukan hal2 curang tersebut.
Akhir dari cerita juga bisa ditebak jika membaca kalimat2 resensi di
atas, nanti dikira spoiler juga beritau siapa pemenangnya hehe.
Pengarangnya, Nyoman S. Pendit, membagi cerita2 Mahabharata dalam 55
cerita pendek, tapi setiap cerita selalu ada kaitannya dengan cerita2
selanjutnya.
Sebenarnya buku ini gak cuma menceritakan perang besar tersebut. Tapi
banyak ilmu dan kata2 mutiara (ceilah) yang dapat kita petik dari buku
ini.
Di buku ini juga bercerita tentang asal usul mereka, seperti jika
Pandawa itu adalah anak2 Dewa, juga Karna (teman Kurawa) yang
sesungguhnya adalah saudara dari Pandawa, juga banyak cerita2 lain.
Gak tega juga sama perang saudara yang terjadi, jahat-baik sama2 aja saling membunuh dan berbuat curang.
Mengenai kondisi bukunya, saya rasa cukup baik. Walaupun gambar2
ilustrasi di dalam buku kebanyakan sering ditampilkan ulang.. padahal
isi cerita dengan gambar ilustrasinya berbeda maksud. Bahasa yang
digunakan dalam percakapan antar tokoh juga baik, santun dan malah
terkesan puitis.
Oke sekian review dari saya, terima kasih.
nb: btw kalau beli bukunya, buku Mahabharata ini dijual satu kesatuan sama epos Ramayana.